Sabtu, 10 Desember 2011

Kesadaran dan Tingkatannya


Kesadaran dan Tingkatannya
Apa itu kesadaran?
Kesadaran adalah keadaan seseorang di mana ia tahu/mengerti dengan jelas apa yang ada dalam pikirannya. Sedangkan pikiran bisa diartikan dalam banyak makna, seperti ingatan, hasil berpikir, akal, gagasan ataupun maksud/niat.
Sebagai gambaran untuk memperjelas, misalnya ada seorang anak melihat balon. Keadaan melihat tersebut yang… ia sadari sendiri itu dinamakan kesadaran. Sedangkan balon yang ia lihat yang menimbulkan anggapan besar atau berwarna hijau disebut pikiran (persepsi). Reaksi bagus dan indah sehingga anak tersebut suka adalah bentuk dari perasaan.Kemudian reaksi pikiran yang menginginkan balon tersebut itu yang dimaksud dengan niat/kehendak/maksud.Kata pikiran bermakna sangat luas sehingga ada yang menggunakannya dalam konteks sebagai niat atau kehendak.
Mekanisme kerja otak manusia sangat rumit dan sampai saat ini masih diselidiki para ilmuwan, terutama mengenai kesadaran manusia itu sendiri.Otak manusia setiap saat bekerja dan para ilmuwan menggunakan EEG (electroenchepalogram) untuk mengukurnya dan disebut sebagai gelombang otak. Para ahli tersebut mengategorikan gelombang otak yang terukur melalui EEG menjadi 4 jenis, yaitu
1. Gelombang delta (lebih kecil 4 Hz)
2. Gelombang theta (4-7 Hz)
3. Gelombang alfa (8-13 Hz)
4. Gelombang beta (lebih besar dari 14 Hz)
Gelombang alfa adalah gelombang yang terukur ketika seseorang dalam keadaan biasa, santai dan tidak berpikir hal-hal yang rumit.Sedangkan gelombang beta adalah gelombang yang muncul ketika seseorang memecahkan hal-hal kompleks seperti menyelesaikan soal matematika.Gelombang alfa sangat teratur yang muncul ketika seseorang sedang tenang atau dalam keadaan santai.Gelombang alfa tidak ditemukan pada seseorang yang sedang cemas atau gelisah. Gelombang theta biasanya terdeteksi ketika awal-awal seseorang tidur sebelum ia terlelap lebih dalam menuju ke gelombang delta. Jadi gelombang delta terjadi dalam keadaan tidur lelap.
Kesadaran dalam konsep NAQS Methode
Manusia tersusun atas Lahir (Jasmani) dan Batin (Jiwa & Ruh). Jasmani adalah wujud tubuh kita yang tampak, seperti tangan, kepala, otak dan organ tubuh lainnya hingga susunan sel yang ‘hidup’.Batin terdiri dari kesadaran, Akal, pikiran, perasaan dan persepsi.  Di dalam NAQS Methode, kesadaran memegang peranan yang paling fundamental karena berperan penting atas pengendalian pikiran sehingga kehendak atau niat-niat yang negatif tidak muncul. Dengan pelatihan mental yang ditawarkan dalam bentuk Tafakkur/Perenungan dan Meditasi/Dzikrullah, kesadaran seseorang akan semakin besar sehingga setiap tindakan yang dilakukan pikiran ataupun tubuh, akan menjadi kebiasaan yang berulang-ulang tertanam dalam memori otak yang merupakan pandangan hidup seseorang.
Meditasi Sebagai Pengendali Kesadaran
Pelatihan dalam bentuk Meditasi NAQS adalah sebuah jalan yang ditawarkan oleh NAQS Methode atas pengendalian pikiran dan kesadaran.
Jika dikelompokkan, meditasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu meditasi konsentrasi dan meditasi kesadaran. Meditasi konsentrasi adalah suatu cara mengarahkan pikiran agar berkonsentrasi hanya pada suatu objek tunggal. Sedangkan meditasi kesadaran adalah meditasi yang selalu sadar untuk menyadari apa yang sedang dilakukan pikiran, namun tidak berkonsentrasi pada suatu objek yang sedang dipikirkan. Meditasi Kultivasi dan Meditasi Tawajjuh dalam NAQS Methode termasuk kategori meditasi konsentrasi.Sedangkan Uzlah Bathinah dan Rabith dalam NAQS Methode bisa dikategorikan sebagai meditasi kesadaran.
Penelitian ilmuwan menunjukkan bahwa seseorang yang sedang meditasi berada dalam gelombang alfa. Artinya bahwa seseorang yang sering melatih meditasinya, akan mudah menenangkan dirinya ketika ada respon yang akan membuatnya cemas atau gelisah. Pada beberapa meditator juga ditemukan gelombang theta yang biasanya terukur hanya pada saat awal-awal tidur sebelum otak menuju gelombang delta yang sangat tenang yang muncul ketika tidur nyenyak. Jadi bisa dikatakan bahwa semakin dalam seseorang bermeditasi, gelombang yang terukur di otaknya akan semakin rendah atau menuju keadaan istirahat (seperti dalam tidur), walau sadar sepenuhnya.
Pencerahan Kesadaran
Yang dimaksud dengan pencerahan adalah keadaan sadar sepenuhnya terhadap kenyataan hidup, bahwa hidup selalu berubah dan bisa menerima perubahan tersebut. Sebagai contoh seseorang yang sedang dalam penderitaan karena kehilangan orang yang ia cintai. Ia menyadari bahwa penderitaan kehilangan tersebut akan berubah juga. Ia menyadari bahwa memang pada akhirnya kematian akan membawa orang-orang yang ia cintai. Ia menyadari bahwa perasaan sedihnya juga akan lenyap. Ia menyadari bahwa perasaan sedih tersebut hanyalah bentuk-bentuk aktivitas dari otak. Ia menyadari bahwa kebencian, ketidaktahuan atau kebodohan, keserakahan hanyalah aktivitas mental yang terjadi di otak. Ia menyadari bahwa apapun yang ada di dunia akan berubah. Ia menyadari bahwa setiap orang pasti mengalami perubahan juga. Pencerahan adalah kebebasan.Kebebasan dari penderitaan yang dialami.Pencerahan adalah keadaan menyadari sepenuhnya tentang perubahan sehingga menjadi bebas.Ia yang mencapai pencerahan adalah seorang yang sadar dan ingat. Jadi kesadaran yang tinggi mengiring pikiran menjadi lebih terbuka untuk menerima berbagai hal baru dalam kehidupan sehingga membuka pandangan seseorang.Pandangan yang sempurna mengiring ke kebijaksanaan sejati atau pencerahan.
Pencerahan dapat dicapai pada kehidupan ini juga tanpa perlu berlama-lama mengarungi kehidupan yang penuh dengan ketidakbahagiaan.Pencerahan hanyalah sebuah pencapaian batin.Pikiran yang selalu tidak melekat, tanpa kebencian, tanpa kekejaman, tanpa keserakahan, tanpa kesombongan adalah bentuk batin yang tercerahkan.Pikiran yang terisi penuh dengan welas asih, cinta kasih universal, simpati, ketenangan, semangat hidup, rendah hati itulah batin yang tercerahkan.


Keadaan Pencerahan
Manusia yang telah mendapat Pencerahan Kesadaran akan mengalami Keadaan Surgawi di dalam kehidupannya.Yang dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Ikhlas (Kebebasan)
Ketika seseorang mencapai pencerahan, hal itu berarti ia telah mendapatkan dan menembus pandangan yang benar. Keadaan tersebut secara otomatis akan membuat pikiran, perasaan, emosi, dan tindakan seseorang selalu tanpa kemelekatan karena ia telah sadar sepenuhnya. Karena ia menyadari bahwa segala hal di alam semesta ini berubah maka dengan kata lain ia telah merealisasikan Ihlas/kebebasan.
2. Kedamaian dan kebahagiaan sejati
Seorang yang telah mencapai Pencerahan Kesadaran akan merasakan kebahagiaan setiap saat. Kebahagiaan tersebut bukan kesenangan karena sensasi-sensasi yang diterima pancaindera yang membuat nyaman, bukan pula kebahagiaan yang didapat dari sebatas pengendalian pikiran.Kebahagiaan yang dirasakan adalah kedamaian yang tertinggi yang bebas dari rangsangan ataupun ego.
3. Kesempurnaan Moral (Akhlakul Karimah)
Seseorang yang telah terlepas dari kebencian atau penolakan, keserakahan atau keinginan melekat, dan ketidaktahuan akan realitas hidup disebut telah mencapai Pencerahan Kesadaran. Dualisme yang membeda-bedakan juga telah lenyap sehingga tidak akan membanding-bandingkan suatu konsep dengan yang lainnya.
4. Kesadaran tertinggi
Kesadaran seseorang yang dalam keadaan sadar sepenuhnya. Secara sains hal tersebut berarti aktivitas otak ketika berada bahkan pada gelombang delta, seorang NAQS-er akan tetap sadar manakala ada rangsangan yang datang. Mimpi juga tidak akan terjadi karena hal-hal yang menggelisahkan seorang NAQS-er telah lenyap sepenuhya (berhubungan dengan poin ke 2 karena seseorang yang mencapai pencerahan setiap saat mengalami kebahagiaan)
Wujud Nyata Kesadaran Tertinggi ( Ikhlas )
Takkala seseorang telah mencapai kesadaran yang tertinggi (Ikhlas), ikatan-ikatan dalam pikirannya telah lenyap sepenuhnya.Hal tersebut berdampak dalam setiap aktivitas dan kegiatan yang terwujud dalam tindakannya. Seorang NAQS-er akan bertindak sesuai dengan aturan moralitas yang paling dasar yang membentuk kehidupan. Pencerahan telah membuat seseorang menyadari bahwa di mana dan kapanpun siapapun, dari makhluk jenis hewan yang paling sederhana sampai manusia, tidak ingin mengalami penderitaan.Makhluk apapun ingin ketenangan, kebahagiaan dan kedamaian hidup. Hal tersebut akan membuat seseorang yang tercerahkan setiap saat bertindak berdasarkan hal demikian. Setiap tindakannya tidak akan membuat makhluk lain menderita. Setiap tindakannya selalu dipenuhi dengan welas asih dan cinta kasih yang universal tanpa batas.
Ia yang tercerahkan akan berucap dengan lembut, bermanfaat, benar apa adanya, tenang, menenangkan, menyenangkan, berharga, tepat waktu dan bertujuan. Ia yang tercerahkan akan bertindak sesuai dengan aturan moralitas paling mendasar dari setiap manusia, yaitu:
·         Tidak akan melukai, menyakiti atau membunuh makhluk hidup baik secara langsung maupun tidak langsung
·         Tidak akan mengambil apa yang bukan miliknya, mencuri, merampas, dan merampok.
·         Tidak akan memuaskan dirinya dan terlarut di dalam kesenangan seksual dan kesenangan indria
·         Tidak akan melakukan kebohongan, penipuan, ucapan-ucapan yang menyia-nyiakan waktu dan tenaga
·         Tidak akan membiarkan dirinya dalam keadaan tidak sadar dan tidak rasional karena penggunaan barang-barang yang memabukkan atau membuat ketagihan.
Revolusi Kesadaran dengan Iman, Ilmu dan Akal
Puncak Tujuan Tertinggi Kesadaran hidup manusia:
Meraih suatu keadaan di mana tak ada lagi yang terlihat, kecuali Tuhan (Sa’di)
“Kemana pun engkau menghadap, disanalah Wajah Allah.”(Al-Baqarah 115)
“Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepatuhan.” (Al-An’aam 79)
Awwaluddin makrifatullah (awal-awal agama ialah mengenal ALLAH). Apabila seseorang itu tidak mengenal ALLAH, segala amal baktinya tidak akan sampai kepada ALLAH SWT. Sedangkan, segala perintah suruh yang kita buat, baik yang berbentuk fardhu maupun sunat, dan segala perintah larang yang kita jauhi, baik yang berbentuk haram maupun makruh, merupakan persembahan yang hendak kita berikan kepada ALLAH SWT.
Mengenal ALLAH dapat kita lakukan dengan cara memahami sifat-sifat-Nya. Kita tidak dapat mengenal ALLAH melalui zat-Nya, karena membayangkan zat ALLAH itu adalah suatu perkara yang sudah di luar batas kesanggupan akal kita sebagai makhluk ALLAH.Kita hanya dapat mengenal ALLAH melalui sifat-sifat-Nya.
Untuk memahami sifat-sifat ALLAH itu, kita memerlukan dalil aqli dan dalil naqli.
Dalil aqli adalah dalil yang bersumber dari akal (aqli dalam bahasa Arab = akal).
Dalil naqli adalah dalil yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Melalui dalil aqli dan dalil naqli ini sajalah kita dapat mengenal ALLAH.Tanpa dalil-dalil itu, kita tidak dapat mengetahui sifat-sifat ALLAH, dan kalau kita tidak mengetahui sifat-sifat ALLAH, berarti kita pun tidak mengenal ALLAH.
Sifat-sifat ALLAH
Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan kepada sifat wajib.Sifat wajib terbagi empat bagian yaitu nafsiah, salbiah, ma’ani atau ma’nawiah.
Sifat-sifat Wajib : Sifat kesempurnaan yang pasti dimiliki oleh ALLAH SWT, jumlahnya 20.
Sifat-sifat Mustahil : Sifat yang mustahil dimiliki ALLAH SWT, jumlahnya juga 20.
Sifat Jaiz / Mubah : Sifat yang bebas bagi ALLAH, jumlahnya hanya satu, yaitu ALLAH SWT berkehendak sesuatu atau tidak berkehendak.
A.    Pengertian Kesadaran
Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya. Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia. Manusia dalam melahirkan cinta untuk semua merupakan jawaban untuk eksistensi manusia yang membutuhkan rasa dan sayang dari yang lain. Begitu pula, tentang kesadaran merupakan sangat berkaitan dengan manusia bahkan yang membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan makhluk hidup yang sadar dengan dirinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya.
B.     Tingkatan-tingkatan Kesadaran
            Menurut Agus Mustofa dalam bukunya yang berjudul Menyelami Samudera Jiwa dan Ruh menyebutkan tingkatan-tingkatan kesadaran pada manusia mulai dari yang terendah sampai yang paling tinggi, yaitu:
*      Kesadaran Inderawi.
Kesadaran inderawi adalah kesadaran yang sifatnya dipicu oleh panca indera. Melalui kesadaran ini kita bisa melihat matahari terbit dari sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Kesimpulan yang diambil dari kesadaran inderawi ini terbatas pada kemampuan indera kita.
*      Kesadaran Rasional.
Ternyata setelah indera kita tak mampu lagi menjelaskan, manusia bisa naik ke tingkat kesadaran berikutnya yaitu kesadaran rasional. Kesadaran rasional ini menggunakan pikiran untuk menjangkau sesuatu yang tak terjangkau indera. Misalnya, secara inderawi kita hanya mampu melihat bahwa matahari terbit dari timur dan terbenam di barat. Karena itu dengan kemampuan berpikir rasional manusia dapat mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya bumi berotasi ke timur (dan akibatnya seakan-akan matahari mengelilingi bumi).
*      Kesadaran spiritual.
Ketika manusia bahkan dengan pikiran rasionalnya tak mampu lagi membuat penjelasan, maka dia akan naik ke tingkat kesadaran spiritual. Kini para ahli telah mengembangkan teori big bang untuk menjelaskan terjadinya alam semesta. Teleskop luar angkasa Hubble telah memeberikan bukti betapa dahsyat dan luasnya alam semesta. Namun kesadaran rasio manusia tak akan mampu menjelaskan ada apa di luar tepi-tepi batas semesta, ada apa sedetik sebelum big bang terjadi, dan apa tujuannya terjadi alam yang luas dengan bumi yang setitik debu di dalamnya ini. Semua kelelahan kesadaran rasional itu membawa manusia ke tingkat kesadaran spiritual, yaitu menyadari adanya sesuatu yang maha dahsyat di balik semua yang tak terjangkau rasio itu. Inilah kesadaran yang mengakui keberadaan Tuhan. Di sinilah muncul pengetahuan nurani atau suara hati.
*      Kesadaran Tauhid.
Pada level kesadaran Tauhid, seseorang akan takjub menemukan bahwa Tuhan yang maha Tunggal, yaitu Allah SWT, hadir dimana-mana dan dengan kuasanya terus menjaga keteraturan itu. Bayangkan kalau Allah tidak menghendaki keteraturan ikatan atom, maka dalam sekejap seluruh alam semesta ini terburai hancur. Tubuh manusia yang tampan, cantik, menarik, yang berjabatan presiden, artis, maupun gelandangan, semuanya dalam sekejap akan terburai menjadi entah apa. Hanya karena kemurahan Allah lah semua di alam bisa berlaku seperti sekarang ini. Pada tingkatan kesadaran ini maka seseorang akan merasakan kehadiran Allah di setiap tarikan nafasnya, kegiatannya, bahkan pikirannya. Semua itu hanya karena Allah swt, dzat yang Maha Tunggal.
C.    Bentuk-bentuk Kesadaran
Ada 3 bentuk jenis kesadaran manusia yang patut direnungkan, yaitu:
1.      Kesadaran yang telah luput selama-lamanya.
Kesadaran jenis ini telah menjadikan seorang manusia menjadi memandang benar seluruh perbuatannya. Tak peduli lagi dengan rambu-rambu kebenaran. Tak mau mendengar lagi nasihat-nasihat jalan kebaikan. Bahkan, tak mampu lagi merasakan adanya petunjuk Allah SWT.
Orang dengan kondisi kesadaran jenis ini dalam kehidupannya selalu memandang rendah kepada sesama. Tak pandang bulu, siapapun manusia yang dilihatnya selalu tampak sisi kelam dan buruknya bagi dia. Tak dapat lagi dia merasakan getaran kebenaran. Semua tampak benar baginya. Apa yang dilakukannya seolah kebenaran mutlak baginya.
2.      Kesadaran Semu.
Bentuk kesadaran jenis ini, seperti layaknya arah angin yang selalu berubah-ubah. Terkadang ia menyadari kekhilafannya. Namun di lain pihak ia pun selalu menggantungkan nasibnya bukan secara mutlak pada sang penguasa alam semesta, melainkan kepada orang-orang yang dia anggap "pintar".
3.      Kesadaran Hakiki.
Kesadaran jenis inilah yang seharusnya kita miliki saat ini. Dengan kesadaran hakiki, kita dapat merasakan bahwa betapa Allah SWT sangat menyayangi kita sepenuhnya. Orang dengan kesadaran seperti ini melihat kehidupan sebagai jalan untuk menuju kebahagiaan abadi. Tak gentar akan perkataan orang yang mencibir, tak surut langkah ke belakang demi untuk mempertahankan tanggung jawab yang diberikan tanggung jawab dihadapan Sang Pencipta. Ia merasakan setiap langkahnya dibimbing ke arah yang selalu meningkat menjadi lebih baik. Dalam setiap keadaan, baik atau buruk, ia selalu dapat merasakan syukur. Ia pun telah mampu menghentikan setiap fitnah hanya sampai di telinganya saja dan tak ada waktu untuk meneruskan pembahasannya. Ia sanggup untuk selalu berhati-hati ketika tidak ada orang yang melihat. Karena dalam pandangannya, saat inilah Mata Sang Pengasih menghisab dirinya dengan tanpa kesalahan sedikitpun. Ia dapat melayangkan senyuman bahagia saat tengah malam bertemu-Nya mengadukan segala kekurangannya.
D.    Gelombang Otak dan Tingkat Kesadaran Manusia
Otak kita setiap saat menghasilkan implus-implus listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak, diukur dengan dua cara, yaitu amplitudo dan frekuensi. Amplitudo adalah besarnya daya impuls listri yang diukur dalam satuan micro volt. Frekuensi adalah kecepatan emisi listrik yang diukur dalam cycle per detik, atau hertz (hz) Frekuensi Implus menentukan jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu saat.
Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Saat kita aktif berpkir kita berada pada gelombang beta, kalau kira rileks kita berada di alfa, kalau sedang melamun kita di theta, dan kalau tidur lelap kita berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada suatu saat umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Misalnya dalam meditasi, kita dapat secara sadar mengatur jenis gelombang otak mana yang kita hasilkan.
*      Beta
Beta adalah gelombang otak yang frekwensinya paling tinggi. Beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga bagian, yaitu beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz dan beta tinggi 21-40 Hz. Kita menggunakan beta untuk berpikir, berinteraksi dan menjalani kehidupan sehari-hari. meskipun beta sering kali "menghilang" saat kita memfokuskan pikiran, beta tetap dibutuhkan agar kita dapat menyadari dunia di luar diri kita. Bersama dengan gelombang lainya, beta sangat dibutuhkan dalam proses kreatif. Tanpa beta, semua kreativitas yang merupakan hasil pikiran bawah sadar akan tetap terkunci di bawah sadar, tanpa bisa terangkat ke permukaan dan disadari oleh pikiran.
*      Alfa
Alfa adalah jenis gelombang yang frekwensinya sedikit lebih lambat dibandingkan beta, yaitu 87-12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra dari apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah sadar.
*      Theta
Theta adalah gelombang otak pada kisaran frekwensi 4-8 Hz yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind). Theta muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (Rapid Eye Movement). Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan dan materi psikologis yang ditekan. Meskipun kita dapat masuk ke theta dan mengakses berbagai materi yang tersimpan disana, bila tidak dibantu dengan gelombang alfa dan beta, semua materi itu tidak dapat dikenali oleh pikiran sadar. Semua materi yang berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Emosi-emosi negatif yang tidak teratasi dengan baik, setelah masuk ke pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yang menghambat kemajuan diri seseorang.
Bila kita berhasil masuk ke kondisi theta, kita akan mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam. Semua pengalaman meditatif yang selama ini dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi, misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman dan puncak kebahagiaan dirasakan di dalam theta. Theta adalah "puncak" di dalam "pengalaman pucak". Saat komponen gelombang lainya berada dalam takaran yang pas, bersama dengan theta, kita dapat merasakan pengalaman "ah-ha". Saat kita ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau pikiran, kita harus masuk ke theta agar dapat mencapai hasil maksimal.
*      Delta
Delta adalah gelombang otak yang paling lambat pada kisaran frekwensi 0,1-4 Hz dan merupakan frekwensi dari pikiran nirsadar (unconscious mind). Pada saat kita tidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik pada orang tertentu. Saat dalam kondisi sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainya. Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai "radar" yang mendasari kerja intuisi, empati dan tindakan yang bersifat insting. Delta juga memberikan kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam. Gelombang delta sering tampak dalam diri orang yang profesinya bertujuan membantu orang-orang yang perlu memahami kondisi mental, psikologis atau emosi orang lain. Orang yang berprofesi sebagai "penyembuh" dan orang yang sangat mengerti orang lain biasanya mempunyai gelombang delta dalam kadar yang tinggi. Deta muncul tidak hanya saat kita memperhatikan orang lain, namun juga muncul saat kita berusaha mengerti ide atau konsep, objek atau seni, atau apa saja yang membutuhkan kesadaran nirsadar yang dalam.
Delta juga disebut dengan orienting response karena berfungsi mengarahkan kita dalam hal waktu dan ruang. Delta berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk rasakan adanya ancaman atau bahaya. Delta memungkinkan kita untuk "melihat" informasi yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran sadar. Dari sudut pandang negatif, delta juga dapat digunakan untuk kondisi berhati-hati yang berlebihan (hypervigilance). Sikap hati-hati yang berlebihan atau lebih tepat disebut kepekaan berguna untuk anak yang mengalami abuse untuk memastikan kondisi emosi orangtuanya. Dari pengamatannya, anak itu akan tahu apakah orangtuanya akan memukul atau menghukum dirinya. Masalah akan timbul bila anak bertumbuh dengan delta yang berlebihan dan terus-menerus "membaca"kondisi emosi di lingkungan sekitarnya dan berusaha mengandalikan kondisi ini demi keselamatan hidupnya.
Apabila kita dapat mengontrol gelombang otak tersebut, maka kita dapat menemukan keajaiban setiap harinya. Karena untuk mengontrol gelombang otak memang mememerlukan latihan yang cukup melelahkan dan diperlukan kerja keras maka pada saat ini banyak diciptakan program-progam stimulasi gelombang otak yang bertujuan mengkondisikan otak kita kegelombang tertentu dengan menggunakan suara yang telah dirancang.

Referensi:
Mustofa, Agus. Menyelami Samudara Jiwa dan Ruh, 2005
Johansson, Donald. And Pinker Steven. Mystery of Consciousness

1 komentar: