Sabtu, 24 Desember 2011

TERAPI PSIKOANALISA


TERAPI PSIKOANALISA
            Salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi adalah teori psikoanalitik Sigmund Freud.Psikoanalisis adlah sebuah model perkembangan keperibadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi.Penting untuk di ingat bahwa Freud adalah pencipta pendekatan psikodinamika terhadap psikologi, yang memberikan pandangan baru kepada psikologi dan menemukan cakrawala-cakrawala baru.Ia, misalnya membangkitkan minat terhadap motivasi tingkah laku. Freud juga mengundang banyak kontroversi, eksplorasi, penelitian dan menyajikan landasan tempat bertumpu system-sistem yang muncul kemudian.
Pandangan tentang sipat Manusia
Pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1839), seorang neurolog berasal dari Austria, keturunan Yahudi. Teori yang dikembangkan pengalaman menangani pasien, freud menenmukan ragam dimensi dan prinsip-prinsip mengenai manusia yang kemudian menyusun teori psikologi yang sangat mendasar, majemuk, dan luas implikasinya dilingkungan ilmu sosial, humaniora, filsafat, dan agama.
Menurut freud kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yaitu id (dorongan biologis), Ego (kesadaran terhadap realitas kehidupan), dan Superego (kesadaran normatif) yang berinteraksi satu sama lain. Id merupakan potensi yang terbawa sejak lahir yang berorientasi pada kenikmatan (pleasure principle), menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan, dan menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi.Ego berusaha memenuhi keinginan dari id berdasarkan kenyataan yang ada (Reality principle).Sedangkan superego menuntut adanya kesempurnaan dalam diri dan tuntutan yang bersifat idealitas.
Dalam diri manusia ada 3 tingkatan kesadaran yaitu alam sadar, alam tidak sadar, dan alam prasadar. Alam kesadaran manusia digambarkan freud sebagai sebuah gunung es dimana puncaknya yang kecil muncul kepermukaan dianggap sebagai alam sadar manusia sedangkan yang tidak muncul ke permukaan merupakan alam ketidaksadaran yang luas dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dan diantara alam sadar dan alam ketidaksadaran terdapat alam prasadar.Dengan metode asosisi bebas, hipnotis, analisis mimpi, salah ucap, dan tes proyeksi hal-hal yang terdapat dalam alam prasadar dapat muncul ke alam sadar.
Tujuan Pendekatan
Tujuan terapi psikoanalitik adalah adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didlam diri klien.proses terapeutik difokuskan pada upaya mengalami   kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.pengalaman-pengalaman masa lampau direkontruksi, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekontruksi kepribadian.terapi psikoanalitik menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketaksadaran diketahui.pemahaman dan pengalaman intelektual memiliki arti penting. Tetapi perasaan-perasaan dan ingatan-ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi.
Proses Terapi
Dengan analis dikonseptualkan dalam proses transferensi yang menjadi inti pendekatan psikoanalitik, tranpernsi mendorong klien untuk mengalamatkan pada analis “urusan yang tak selesai ”yang terdapat dalam hubungan klien dimasa lampau dengan orang yang berpengaruh. proses pemberian treatman mencakup merekontruksi klien dan menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman masa lampaunya, setelah terapi berjlan dengan baik, perasaan-perasaan dan konflik masa anak-anak klien mulai muncul kepermukaan dari ketaksadaran.
Jika terapi diinginkan memiliki pengaruh menyembuhkan, maka hubungan transferensi harus digaraf.proses transferensi melibatkan eksplorasi oleh klien atas kesejajaran- kesejajaran antara pengalaman masa lampau dan pengalaman masa kininya.dimensi utama dari proses penggarapan itu adalah hubungan transferensi, yang membutuhkan waktu untuk membangunnya serta memerlukan tambahan waktu untuk memahami dan melarutkannya, maka penggarapannya memerlukan jangka waktuyang panjang bagi keseluruhan proses teurapeutik.
Sebagai hasil hubungan terapeutik, khususnya penggarapan situasi transferensi, klien memperolah pemahaman terhadap psikodinamika tak sadarnya, kesadaran dan pemahaman atas bahan yang direpresi merupakan landasan bagi proses pertumbuhan anlitik. klien mampu memahami asosiasi antara pengalaman-pengalaman masa lampaunya dengan kehidupan sekarang. pendekatan psikoanalitik berasumsi bahwa kesadran diri ini bisa secara otomatis mengarah pada perubahan kondisi klien.
Tekhnik Terapi
Tehnik-tehnik pada terapi psikoanalitik disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien,dan untuk memahami berbagai gejala. Kemajuan terapeutik berawal dari pembicaraan klien kepada katarsis, kepada pemahaman, kepada penggarapan bahan yang tak disadari, kearah tujuan-tujuan pemahaman dan pendidikan ulang intelektual dan emosioanal,yang diharapkan mengarah kepada perbaikan kepribadian. kelima tekhnik dasar psikoanalitik adalah (1) asosiasi bebas,  (2) penafsiran, (3) analis mimpi, (4) analisis atas resistensi, (5) analisis atas transfernsi.
TERAPI TINGKAH LAKU (BEHAVIOR)
            Terapi tingkah laku adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur  yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Terapi ini menyatakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahantingkah laku kea rah cara-cara yang lebih adaptif.
            Berlandaskan teori belajar, modifikasi tingkah laku da terapi tingkah laku adalah pendekatan-pendekatan terhadap konseling dan psikotrapi yang berurusan dengan pengubahan tingkah laku.Sejumlah teori belajar yang beragam memberikan andil kepada pendekatan trapeutik umum yang satu ini.
Pandangan tentang sipat Manusia
            Behaviorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Dalil dasarnya adalah bahwa tingkah laku itu tertib dan bahwa eksperimen yang dikendalikan dengan cermat akan menyingkapkan hukum-hukum yang mengendalikan tingkah laku. Behaviorisme ditandai oleh sikap membatasi metode-metode dan prosedur-prosedur pada data yang dapat diamati.
            Pendekatan Behavioristik tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia secara langsung. Setiap orang di pandang memiliki kecenderungan-kecenderungan positif dan negative yang sama. Manusia pada dasarnya dibentuk dan di tentukan oleh lingkungan social budayanya.Meskipun berkeyakinan bahwa segenap tingkah laku pada dasarnya merupakan hasil dari kekuatan-kekuatan lingkungan dan factor-faktor genetik, para behavioris memasukan perbuatan putusan sebagai salah satu bentuk tingkah laku.Pandangan para behavioris tentang manusia sering kali didistori oleh penguraian yang terlampau menyederhanakan tentang individu sebagai budak nasib yang tidak berdaya yang semata-mata di tentukan oleh pengaruh-pengaruh lingkungan dan keturunan dan dikerdilkan menjadi sekedar organisme pemberi respon.
Tujuan Pendekatan
Mengahapus atau menghilangkan tingkah laku maldaptif (masalah) untuk digantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien.
Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam perilaku yang spesifik : (a) diinginkan oleh klien; (b) konselor mampu dan bersedia membantu mencapai tujuan tersebut; (c) klien dapat mencapai tujuan tersebut; (d) dirumuskan secara spesifik. Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama) menetapkan atau merumuskan tujuan-tujuan khusus konseling.
Proses Terapi
Menurut Blocher (2000) Wilhelm Stekel, Alfred Adler, Carl Jung, Wilhelm Reich dan Otto Rank semua kolaborator dekat pendekatan Freud, tetapi mereka juga dikenal karena perhatian mereka pada dinamika hubungan antara bagian yang berbeda dari jiwa dan eksternal maka dunia kelahiran 'psikodinamika'. Menurut Jacops (1998) dari perspektif psikologis, psikodinamika dilambangkan psikologi dinamis yang adalah studi tentang keterkaitan dari daerah yang berbeda pikiran, kepribadian, atau jiwa karena mereka terhubung ke kekuatan mental, emosional, atau motivasi terutama pada tingkat bawah sadar. Definisi lainnya adalah diambil dari Felltham (1997) yang menyarankan psikodinamika didasarkan pada hukum pertama termodinamika, yang menyatakan bahwa jumlah total materi dan energi dalam sistem apapun yang diteliti, yang mengalami transformasi apapun, dipertahankan. Konversi ini hukum fisik ke dalam sebuah konsep psikologis, pendiri psikodinamika meramalkan bahwa pengalaman pengalaman masa kecil terutama di awal teori, dipertahankan dalam ketidaksadaran. Jika tidak, pengalaman dilestarikan di kemudian hari baik harus tetap dimakamkan di pikiran atau menemukan cara untuk kembali permukaan dalam pikiran sadar yang dihasilkan di negara-negara psikologis seperti neurosis dan psikosis. Kemudian, Jung, Adler, dan Klein (dikutip di Gross 2001) mengembangkan teori psikodinamika lebih lanjut. Garfield (1981) menyarankan teori-teori psikodinamik dengan asal-usul dominan ke 1950-an dan teori-teori seperti teori berfokus pada masa lalu pasien, pengalaman masa kecil terutama sebagai sumber penting dari gejala ini dan masalah yang mereka alami akhirnya didefinisikan sebagai psikoterapi tradisional.
Teknik Terapi
           Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan. Agar klien terdorong untuk merubah tingkah lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku klien.
• Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan.
• Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan.
• Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung).
• Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrak. Penguatannya dapat berbentuk ganjaran yang berbentuk materi maupun keuntungan sosial.
Teknik ini dugunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar.Latihan ini terutama berguna di antaranya untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya.Cara yang digunakan adalah dengan permainan peran dengan bimbingan konselor.Diskusi-diskusi kelompok juga dapat diterapkan dalam latihan asertif ini.
TERAPI HUMANISTIK
            Banyak ahli psikolog yang berorientasi humanistik yang mengajukan argument menentang pembatasan studi tingkah laku manusia pada metode-metode yang digunakan oleh ilmu pengetahuan alam. Sebagai contoh, Bugental yang mengemukakan kebutuhan psikologis akan suatu perspektif yang lebih luas mancakup pengalaman subjektif klien atas dunianya.
            Terapi eksistensial, terutama berpijak pada premis bahwa manusia tidak bias melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan. Dalam penerapan-penerapan, terapeutiknya, pendekatan humanistik memutuskan perhatian pada asumsi-asumsi filosofis yang dilandasi terapi.Kebutuhan yang unik dan menjadikan tujuan konselingnya, dan yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu individu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan manusia.
Pandangan tentang sifat manusia
psikologi humanistik berasumsi bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi-potensi yang baik, minimal lebih banyak baiknya dari pada buruknya. Aliran ini memfokuskan telaah kualitas-kualitas insani.Yakni kemampuan khusus manusia yang ada pada manusia, seperti kemampuan abstraksi, aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan diri, dan rasa estetika. Kualitas ini khas dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Aliran ini juga memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri.Asusmsi ini meunjukkan bahwa manusia makhluk yang sadar dan mandiri, pelaku yang aktif yang dapat menentukan hampir segalanya.
Salah satu kelompok aliran ini adalah logoterapi yang dikembangkan oleh Viktor Frankl.Logoterapi mengatakan bahwa manusia terdiri dari 2 komponen dasar yaitu dimensi raga (somatis), dan dimensi kejiwaan (psikis) atau dimensi neotic atau sering disebut dengan dimensi keruhanian (spiritual).Menurut Frankl bahwa arti keruhanian ini tidak mengacu pada agama tetapi dimensi ini dianggap inti kemanusiaan dan merupakan sumber dari makna hidup, serta potensi dari berbagai kemampuan dan sifat luhur manusia yang luar biasa yang selama ini terabaikan oleh telaah psikologi sebelumnya.Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai satu kesatuan dari raga-jiwa-ruhani.
Manusia memiliki hasrat untuk mencari makna hidup, bila seseorang berhasil menemukan makna hidupnya maka hidupnya akan bahagia demikian sebaliknya bila tidak menemukannya maka hidupnya akan hampa. Dan menurut frankl kehilangan makna hidup ini banyak diaami oleh orang-orang yang hidup dalam dunia modern saat ini.
Tujuan Pendekatan
Pendekatan humanistik, dilain pihak menekankan renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Tujuan dasar banyak pendekatan psikoterapi adalah membantu individu agam mampu bertindak, menerima kebebasan dan tanggung jawab untuk tindakan-tindakannya.
            Terapi humanistik bertujuan agar klien mangalami keberadaannya secaraotentik dengan menjadikan sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Dan tujuan terapi adalah membentuknya agar ia memperolehnya atau mnemukan kembali kemanusiaannya yang hilang. Pada dasarnya tujuan terapi eksistensial adalah meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni tanggung jawab atas arah hidupnya.
Peroses Terapetik
            Bugental (1965) menyebut keotentikan sebagai “urusan utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: 1) menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, 2) memilih bagai mana hidup pada saat sekarang, dan 3) memikul tanggu jawab untuk memilih. Klien yang neurotic adalah orang yang kehilangan rasa ada.
            Tugas utama terapi adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam dunia. Karena menekankan pada pengalamn klien sekarang, para terapis menunjukan keleluasaan dalam menggunakan metode-metode dan prosedur yang di gunakan oleh mereka yang bervareasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama.
Teknik Terapi
Pendekatan humanistic tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat.prosedur-prosedur terapeutik bisa dipungut dari beberapa pendekatan terapi lainnya. Metode-metode yang berasal dari terapi gestalt dan analis transaksional sering digunakan dan sejumlah prinsip dan prosedur psikoanalisa bisa diintegrasikan kedalam eksistensial humanistic.
Pada pembahasan dibawah ini diungkap dalil-dalil yang mendasari praktek terapi eksistensial humanistik.dalil-dalil ini yang dikembangkan dari suatu survey atas karya-karya para penulis psikologi eksistensial, berasal dari frank (1959,1963), May (1953,19581961), Maslow (1968),jourard (1971), dan Bugental (1965), merepresentasikan sejumlah tema yang penting yang merinci praktek-praktek terapi.
TERAPI CLIENT – CENTERED
            Terapi berfungsi sebagai penunjang dalam menemukan pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam menemukan kesanggupan-kesangupan untuk mencegah masalah-masalah.
Pandangan tentang sifat manusia
            Pandangan client-centred tentang sifat manusia menolak konsep tentang kecenderungan-kecenderungan negatip dasar. Sementara beberapa pendekatan beranggapan bahwa manusia menurut kodratnya adalah irasional dan berkecenderungan merusak terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain kecuali telah menjalani sosialisasi. Rogers menunjukan kepercayaan yang mendalam pada manusia. Ia memandang manusia tersosialisasi dan bergerak kemuka, berjuang untuk berpungsi penuh, serta memiliki kebaikan yang positif pada intinya yang terdalam. Manisia di percaya dan karena pada dasarnya koopretif dan konstuktif, tidak perlu diadakan pengendalian terhadap dorongan-dorongan agresifnya.
            Pandangan tentang manusia yang positif ini memiliki implikasi-implikasi yang berarti bagi praktik terapi client-centred. Berkat pandangan filosofis bahwa individu memiliki kesanggupan yang inheren untuk menjauhi maladjustment menuju keadaan psikologis yang sehat, terapi meletakan tanggung jawab utamanya bagi proses terapi pda klien. Model client-centred menolak konsep yang memandang trapis sebagai otoritas yang mengetahui yang terbaik dan yang memandang klien sebagai manusia pasif yang hanya mengikuti perintah-perintah terapis.Oleh karena itu, terapi client-centred berakar pada kesanggupan klien untuk sadar dan membuat putusan-putusan.
Tujuan Pendekatan
Pendekatan client centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. klien.sebagai orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinyasendiri. adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya.
Jadi, terapi client centered bukanlah sekumpulan tekhnik, juga bukan suatu dogma, pendekatan client-centered, yang berakar pada sekumpulan sikap dan kepercayaan yang ditunjukan oleh terapis, barang kali  paling lebih tepat dicirikan sebagai suatu cara ada dan sebagai perjalanan bersama dimana baik terapis maupun klien memperlihatkan kemanusiawiannya berpartisifasi dalam pengalaman pertumbuhan.
Tujuan dasar terapi client centered adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. guna mencapai tujuan terapeutik tersebut, terapis perlu mengusahakan agar klien bisa memahami hal-hal yang ada dibalik topeng yang dikenakannya. Klien mengembangkan kepura-puraan dan bertopeng sebagai pertahanan terhadap ancaman.sandiwara yang dimainkan oleh klien menghambatnya untuk tampil utuh dihadapan orang lain dan dalam usahanya menipu orang lain, ia menjadi asing terhadap dirinya sendiri 
Apabila dinding itu runtuh selama proses terapeutik, oaring apa yang muncul dari balik kepura-puraan itu? Rogers (1961) menguraikan ciri-ciri orang yang bergerak ke arah menjadi bertambah teraktualan sebagai berikut: (1) keterbukaan pada pengalaman, (2) kepercayaan terhadap organisme sendiri, (3) tempat evaluasi internal,dan (4) kesediaan untuk menjadi suatu proses,ciri-ciri tersebut merupakan tujuan-tujuan dasar terapi client centered.
Proses Terapi
Menurut carl rogers (1967), keenam kondisi berikut diperlukan dan memadai bagi pengubahan kepribadian.
1. Dua orang berada dalam hubungan psikologis
2. Orang pertama yang akan kita sebut klien, ada dalam keadaan tidak selaras, peka, dan cemas.
3. Orang kedua yang akan kita sebut terapis, ada dalam keadaan selaras atau terintegrasi dalam hubungan.
4. Terapis merasakan perhatian positif tak bersyarat terhadap klien.
5. Terapis merasakan pengertian yang empatik terhadap kerangka acuan internal klien dan berusaha mengkomunikasikan perasaan ini kepada klien.
6. Komunikasi pengertian empatik dan rasa hormat yang positif tak bersyarat dari terapis kepad aklien setidak-tidaknya dapat dicapai.
Teknik Terapi
Dibawahi ini diungkapkan garis besar evolusi teori rogers. Hart (1970) membagi perkembangan teori Rogers ke dalam tiga periode sebagai berikut:
Periode 1 (1940-1950): Psikoterapi Nondirektif
Pendekatkan ini menekankan penciptaan iklim permisif dan noninterventif penerimaan dan klarifikasi menjadi teknik-teknik yang utama. Melalui terapi nondirektif, klien akan mencapai pemahaman atas dirinya sendiri dan atas situasi kehidupannya.
Periode 2 (1950): psikoterapi reflektif
Terapi terutama merefleksikan perasaan-perasaan klien dan menghindari ancaman dalam hubungan dengan kliennya.Melalui terapi reflektif, Klien mampu mengembangkan keselarasannya antara konsep diri dan konsep diri idealnya.
Periode 3 (1957-1970):terapi eksperiensial
Tingkah laku yang luas dari terapis yang mengungkapkan sikap-sikap dasarnya menandai pendekatan terapi eksperiensial ini. Terapi difokuskan pada apa yang sedang dialami oleh terapis.klien tumbuh pada suatu rangkaian keseluruhan (continuum) dengan belajar menggunakan apa yang sedang dialami.
TERAPI GESTALT
Terapi gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap jika mereka mencapai kematangan. Karena bekerja terutema diatas kesadaran, trapi gestal berfokus pada apa dan bagaimana-nya tingkah laku dan pengalamannya disini dan sekarang densgan memadukan (mengintegrasikan) bagian-bagian kepribadian yang terpecah dan tidak diketahui.
Asumsi terapi gestalt adakah individu-individu mampu mampu menangani sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif.Tugas utama terapi adalah membantu klien agar mengalami sepenuhnyake beradaannya disini dan sekarang dengan menyadarkan atas tindakannya mencegah diri sendiri merasakan dan mengalami saat sekarang.Terapi Gestalt pada dasarnya noninterpretatif dan sedapat mungkin, klien menyelenggarakan terapi sendiri.
Pandangan tentang sifat manusia
Pandangan gestalt tentang manusia berakar pada filsafat eksistensial dan fenomenalogi.Pandangan-pandangan ini menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran, penerima tanggung jawab pribadi, kesatuan pribadi, dan mengalami cara-cara menghambat kesadaranserta pada pemanduan ploralitas-ploralitas dan dikotomi-dikotomi dalam diri.Terapi diarahkan bukan pada analisis, melainkan pada integrasi yang berjalan selangkah demi selangkah dalam dalam terapi sampai klien menjadi cukup kuat untuk menunjang pertumbuhan pribadinya sendiri.Pandangan gestalt adalah bahwa individu memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai peibadi yang terpadu. Disebabkan oleh masalah-masalah tertentu oleh perkembangannya, individu membentuk cara penghindaran masalah dan karenanya, menemui jalan buntu dan pertumbuhan pribadinya. Tetapi menyajikan intevensi dan tantangan yang diperlukan, yang bias membantu individu memperoleh pengetahuan dan kesadaran sambil melangkah menuju pemandu dan pertumbuhan. Dengan mengakui dan mengalami penghambatan-penghambatan pertumbuhan, maka kesadaran-kesadaran individu atas penghambatan-penghambatan itu akan meningkat sehingga dia kemudian bias mengumpulkan kekuatan guna mencapai keberadaan yang lebih otentik dan vital.
Tujuan Pendekatan
Tujuan utama terapi Gestalt adalah membantu klien agar menjalani hidup lebih penuh.Tujuan terapi gestalt bukanlah penyesuaian terhadap masyarakat.Perls mengingatkan bahwa kepribadian dasar pada zaman kita adalah Neorotik sebab, menurut keyakinannya, kita hidup dimasyarakat yang tidak sehat. Menurut Perls kita bias memilih menjadi bagian dari ketidak sehatan  kolektif dan atau menghadpi risiko menjadi sehat. Tujuan terapi selanjutnya adlah membantu klien agar menemukan pusat dirinya. Perls mengatakan, “jika anda berpusat pada diri anda sendiri, maka anda tidak harus disesuaikan lagi, maka apa pun yang lewat dan diasimilasi oleh anak, anda bias memahaminya dan anda berhubungan dengan apa pun yang terjdai”.
Proses Terapi
Terapi gestalt memiliki sasaran penting yang berbeda. Sasaran dasarnya menentang klien agar berpindah dari didukung oleh lingkungan kepada  oleh diri sendiri. Menurut perls sasaran terapi adalah menjadikan pasien tidak bergantung pada orang lain, menjadikan pasien menemukan sejak awal bahwa dia biasa melakukan banyak hal, lebih bnyak dari pada yang dia kira.
Dengan semangat Esisitensial Humanistik, Perls percaya bahwa orang rata-rata hanya menggunakan sebagian kecil dari potensinya.Pandangan tersebut mirip dengan konsep Maslaw tentang psikopatologi orang rata-rata. Hidup kita di pola dan distereotika; ketika memainkan peran-peran yang sama berulang-ulang dan menemukan sedikit sekali jalan untuk sungguh-sungguh menemukan kembali keberadaan kita. Perls menyatakan bahwa jika kita menemukan betapa kita mencegah diri sendiri merealisasikan potensi kita sebgai manusia secara penuh, maka kita memiliki cara-cara untuk membuat hidup lebih kaya.Potensi itu berlandasan sikap hidup setiap saat.
Teknik Terapi
Didepan telah disebutkan bahwa terapi Gestalt adalah lebih dari sekedar sekumpulan teknik atau “permainan-permainan”.  Teknik-teknik dalam terapi Gestalt digunakan sesuai dengan gaya pribadi terapis.
Levitsky dan Perls (1970, hlm. 144-149) menyajikan suatu uraian ringkas tentang sejumlah permainan yang bias digunakan dalam terapi Gestalt yang mencakup:
1.         Permainan-permainan Dialog
2.         Membuat Lingkaran
3.         Urusan yang tidak selesai
4.         “saya memikul tanggung jawab”
5.         “saya memiliki suatu rahasia”
6.         Bermain proyeksi
7.         Pembalikan
8.         Irama kotak dan penarikan
9.         “ulangan”
10.       “melebih-lebihkan”
11.       “bolehkah saya memberimu suatu kalimat?”
12.       Permainan-permainan konseling perkawinan
13.       “bisakah anda tetap dengan perasaan ini?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar