Kamis, 08 Desember 2011

PENGALAMAN SPIRITUAL


PENGALAMAN SPIRITUAL
Pengalaman spiritual yaitu suatu hal yang dialami seseorang dalam benak pikirannya yang terjadi di bawah alam sadarnya jauh dari kenyataan sebenarnya dan itu sebagai pertanda bahwa dirinya kini telah berhalusinasi dengan sempurna sehingga sang pencipta membuat dirinya menjadi seseorang yang patut untuk mendapatkan pengalaman tersebut.
Seseorang yang mengalami hal secara spiritual biasanya memeliki kepridaian yang cenderung kuat terhadap hal tersebut atau bahkan trauma akan hal yang telah meracuni dirinya sehingga ia menjadi penakut yang berkepanjangan apabila menemukan hal yang serupa menhampiri dirinya kelak di lain waktu.
Pengalaman spiritual tidak begitu saja diberikan oleh sang kuasa untuk seseorang dan melebihi kemampuan seseorang untuk mengatur bagaimana hal demikian bisa menimpa dirinya sebagai pengalaman yang tidak biasa. Banyak seseorang mencari pengalaman spiritual bukan begitu saja bahkan untuk menjadikan dirinya lebih dari sebelumnya. Karena pengalaman spiritual tidak selalu dialami oleh oran dewasa tapi bisa dialami oleh anak di bwah umur bahkan bukan hanya dari kaum muslim akan tetapi bisa dialami oleh kaum non muslim.
Jadi pengalaman spiritual yang dialami seseorang seharusnya dapat menjadikan dirinya menjadi lebih spiritual karena Allah SWT tidak semata-mata memberikan pegalaman tersebut tnpa maksud dan tujuan tertentu.
Ditinjau dari Neurosains: Interkoneksi “Roh” dan “Otak”
Neurosains (atau neurobiologi) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari otak dan sistem saraf di dalamnya, yang mengatur cara dan wilayah kerja sel-sel saraf yang dinamakan neuron, dalam hubungannya dengan seluruh tubuh manusia dan keadaan mental.

Jika neurosains menganalisis dan menjelaskan berbagai pengalaman keagamaan sebagai pengalaman-pengalaman yang dimunculkan oleh sistem neurologis dalam otak manusia karena dipicu oleh berbagai keadaan dan kondisi internal dan eksternal, lepas dari ihwal apakah dunia supernatural itu ada atau tidak ada, maka bidang ilmunya dinamakan neuroteologi. Jadi, semua hal yang dikemukakan dalam tulisan ini berada dalam wilayah kajian neuroteologi.

Dalam tulisan ini hanya beberapa pengalaman spiritual, khususnya pengalaman-pengalaman yang paling umum diklaim dialami orang, yang akan disorot. Isi dan bentuk pengalaman-pengalaman ini akan dikemukakan lebih dulu, sesudah itu pandangan neurosains atas pengalaman-pengalaman ini akan dikemukakan. Dampak-dampak pengalaman ini, baik yang positif maupun yang negatif, pada kesehatan mental subjek-subjek yang mengklaim pernah (atau sering) mengalami, juga akan dikemukakan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo2JOdV1aWIClOEzzyr7n-vP9IuNiDI455aHsTVYUFtuENY-f_X2CpOEC7ua0nfNS0lQUHdyrLJ311saI7rdX8a9RhnuhX1viOz3ZXm2Fb-6YkVdOOilT1krIvjAraL8T1B2EXlgHoptg/s400/Gambar+1+Neurosains.jpg
Gambar 1: bagian-bagian besar organ otak manusia.
Empat korteks besar yang berada di bagian atas otak (disebut higher brain, otak atas), terdiri atas frontal lobe, parietal lobe, occipital lobe, dan temporal lobe. Sedangkan bagian-bagian yang terletak di bawah (disebut lower brain, otak bawah) terdiri atas medulla oblongata, pons, dan otak tengah (midbrain). Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan otak atas tak berfungsi atau mati, otak bawah masih bisa berfungsi. Jika seluruh lipatan dan lekukan otak atas dibuka dan dibentang, luasnya sampai dua halaman kertas koran besar.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFUPQ6EEvbPyQe73wuDEHbyKvujuhnELAsPjfTdeqqCrgY1OrdqzQ59vTBraVPKWWdq9q6JG8N6ZHFtDEZ1Mlgx0C65nfFGFD_43Clz3Ri5Mv_UuFKo0l6pHXT1iBCYNNcWQQtejcX9iE/s400/Gambar+2+Neurosains.jpg
Gambar 2: gambar diperbesar satu sel saraf (neuron) dalam otak manusia, yang jumlah keseluruhannya ada 100 milyar sel

Pengalaman Dekat Kematian (PDK) (Near-Death Experience/NDE)/1/

Orang-orang dari berbagai latarbelakang kebudayaan dan keagamaan dilaporkan sering mengalami apa yang disebut sebagai pengalaman-pengalaman perithanatik (dari kata Yunani perithanatos) atau pengalaman-pengalaman “dekat kematian” (atau “menjelang kematian” ). Meskipun ada beranekaragam latar belakang, namun semua pengalaman ini memiliki ciri-ciri umum.
Ciri-ciri umum
  1. Muncul cahaya terang yang sangat kuat. Kadangkala cahaya yang sangat kuat ini (namun tak menyakitkan) memenuhi ruangan dalam kamar. Dalam kasus-kasus lainnya, si subjek melihat suatu cahaya yang dirasakannya menampilkan entah surga atau Allah;
  2. Keluar dari tubuh (Out-of-Body Experience/OBE). Si subjek merasa bahwa dia telah keluar meninggalkan tubuhnya. Dia dapat memandang ke bawah dan melihat tubuhnya sendiri, dan seringkali dia juga dapat mendeskripsikan tim dokter yang sedang menangani tubuhnya. Dalam beberapa kasus, si subjek sebagai “roh” keluar meninggalkan kamar, menuju angkasa bahkan masuk ke ruang bintang-bintang di antariksa.
  3. Memasuki suatu kawasan lain atau dimensi lain. Bergantung pada kepercayaan keagamaan si subjek dan jenis/sifat pengalaman PDK, dia dapat mempersepsi kawasan ini sebagai surga atau, tak terlalu sering, sebagai neraka.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh56n9jZDGu2pFL3MZ0CV-GahM8CywOaPcvPG6FTG20F8JWhnZy3gKOkawiFyv64EBi0Hkfg1tXx8IWqp6YVzZh9d0PS_mxaSK5dKIoRKy0KiwNZFhdUBCcAFRS2g-jHNDdfDSH5_ywQMg/s400/Gambar+3+Neurosains.jpg
Gambar 3: PKT atau OBE membuat “tubuh astral” (dari kata Latin “astrum”, Yunani “astron”, yang berarti “bintang”) melayang bebas di antariksa, di ruang antarplanet dan antarbintang. Dalam teosofi, “tubuh astral” dipandang sebagai “tubuh” penengah atau“tubuh” perantara” antara dunia materi dan dunia spiritual
  1. Melihat makhluk-makhluk rohani. Selama PDK, si subjek berjumpa dengan “makhluk-makhluk cahaya” atau wujud-wujud rohani lain. Dia dapat mempersepsi makhluk-makhluk ini sebagai kekasih-kekasihnya yang sudah mati, malaikat-malaikat, para santa/santo, atau bahkan Allah.
  2. Masuk ke suatu lorong lurus atau berpilin yang panjang. Banyak orang yang mengalami PDK mendapati diri mereka sedang berada di suatu lorong yang lurus atau berpilin, yang pada ujungnya terdapat cahaya kemilau. Mereka dapat bertemu dengan makhluk-makhluk rohani ketika sedang melintasi lorong cahaya ini.
  3. Berkomunikasi dengan roh-roh. Sebelum PDK berakhir, banyak subjek melaporkan bahwa mereka berkomunikasi dengan suatu makhluk rohani. Seringkali ini diungkapkan mereka sebagai “suara keras seorang lelaki” yang menyatakan kepada mereka bahwa waktu mereka belum tiba dan karena itu mereka harus kembali ke tubuh mereka. Beberapa melaporkan bahwa mereka diminta untuk memilih apakah terus masuk ke dalam cahaya atau kembali ke tubuh jasmaniah mereka. Orang-orang yang lain merasa bahwa mereka dipaksa untuk kembali ke tubuh mereka oleh suatu perintah yang tak terdengar, yang menurut mereka mungkin dari Allah.
  4. Kehidupan selama di Bumi ditinjau. Ciri ini juga dinamakan “peninjauan panoramik atas kehidupan”. Si subjek melihat seluruh kehidupan mereka ditinjau ulang secara kilas balik, bisa sangat rinci dan bisa juga singkat saja. Si subjek juga dapat merasa bahwa atas dirinya suatu vonis telah dijatuhkan oleh makhluk-makhluk rohani yang ada di dekatnya.
Tidak semua PDK menyenangkan atau memberi rasa damai. Ada juga banyak subjek yang ketika mengalami PDK, mereka malah tercekam rasa takut yang hebat, tidak mengunjungi surga atau bertemu roh-roh yang bersahabat, tetapi sebaliknya berjumpa dengan roh-roh jahat, dan masuk ke dalam neraka lalu di sana melihat lautan api dan belerang (seperti digambarkan misalnya dalam kitab-kitab suci), jiwa-jiwa yang dianiaya, dan suatu rasa tersiksa oleh panas yang hebat. Ada juga yang ketika mengalami PDK, mereka mengalami berbagai penglihatan (visi) profetis yang menyingkapkan kepada mereka nasib Bumi dan umat manusia di akhir zaman, atau juga menyingkapkan manusia berevolusi menjadi makhluk-makhluk adi-insani yang memiliki tubuh spiritual atau tubuh cahaya.

1 komentar:

  1. Sebuah karya akan dinilai ilmiah jika teori-teori, konsep, pengertian atau ungkapan memiliki referensinya (tolong ditulis tokoh dan sumbernya?)...

    Lakukan ini untuk semua tema...jika memang ada kutipan yang diambil(boleh dengan catatan kaki atau catatan perut!)

    BalasHapus